
Judul | Midnight Tea |
Penulis | |
Seri | Song Series #2 |
ISBN | 9786230024627 |
Penerbit | |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Format | Paperback |
Halaman | 336 hlm |
Tgl. Terbit | 14 April 2021 |
Overall Rating: ⭐⭐⭐⭐⭐/5
Midnight Tea memiliki cerita yang ringan namun tetap terasa modern dan dewasa. Plot yang mengalir dengan apik dengan karakter-karakter yang terasa nyata membuat novel ini mampu membawa pembaca terhanyut saat membacanya. Pembaca diajak bernostalgia dengan setting kehidupan di balik layar radio. Sungguh sweet dan heartwarming.
Sinopsis dari publisher:
Manakah yang lebih baik, terjebak dalam kenangan masa lalu atau kehilangan kenangan?
Kenangan pahit dengan seorang pria di masa lalu membuat Lea butuh waktu yang tak sedikit untuk bisa kembali membuka hati. Ketika Djuan, barista di sebuah kafe di kantornya menunjukkan gelagat ingin mendekatinya, Lea bimbang. Namun, pesona Djuan lebih kuat daripada kekhawatirannya. Lea berharap, keberadaan Djuan dapat menghapus kenangan pahitnya.
Di saat itulah, sesosok pria dari masa lalunya kembali hadir. Bukan sekadar kembali, tapi bahkan pria itu menjadi karyawan baru di Fermata Radio, tempat kerja Lea. Tak hanya kekhawatirannya akan cinta yang kembali menghantui Lea, tapi juga sebuah kisah pahit yang belum sepenuhnya tuntas.
Sudah cukup lama saya tidak membaca novel lokal berbahasa Indonesia. Entah mengapa kali ini saya ingin membaca novel lokal dengan topik yang relate namun tetap ringan. Ketika saya googling novel dengan trope office romance, yoursay.id merekomendasikan beberapa judul dan Midnight Tea menjadi salah satu yang menarik perhatian saya.
Plot yang dihadirkan terasa fresh. Terlepas dari kisah cinta segitiga yang menjadi poin utama, setting radio membuat saya mengenang masa-masa kuliah. Dalam perjalanan berangkat maupun pulang, radio selalu menemani saya. Saya setuju bahwa radio terasa seperti teman dan itu tidak tergantikan. Kisah rekonsiliasi keluarga yang menjadi pendukung plot juga sukses membuat saya mewek tengah malam. Tidak banyak novel yang bisa membuat saya sangat terbawa suasana dan sampai menangis, poin plus untuk author!
Kisah romansanya sendiri terasa modern dengan isu seperti pelakor yang sering viral belakangan. Konflik yang hadir diselesaikan dari sudut pandang yang dewasa, sesuai dengan pangsa pasar dari novel ini. Kalimat-kalimat mutiara banyak menghiasi sehingga pembaca seperti saya yang suka menyimpan quotes tentu merasa puas.
Karakter dalam novel ini dibuat nyata dengan berbagai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Mereka saling melengkapi seperti seharusnya. Karakter utama dan pendukung pun memiliki porsi yang pas sehingga plotnya terus mengalir dengan apik.
"...kata Po tidak ada yang salah dengan namanya mencoba, karena cuma manusia kuat yang berani mengambil keputusan dan aku percaya itu kamu, Meru."
"Djuan, ada yang bilang kalau kita ngelakuin sesuatu itu karena seseorang, maka hal itu enggak akan bertahan lama. Pasti bakal ada rasa bosan atau bingung saat orang itu justru pergi ninggalin kita, ... Tapi kalau kita ngelakuin sesuatu tanpa sebab, tanpa pamrih, dan karena memang sesuatu itu kamu suka, maka kamu bakal mudah buat melangkah lebih jauh, walau tanpa siapa pun dan apa pun."
"Meru sayang Po."
Direkomendasikan untuk pembaca yang menyukai:
Workplace romance
Sunshine x Grumpy
Second chance love
Family conflict
Radio
Metropop/ City Lite
Content Warnings: perselingkuhan, permasalahan keluarga
Dapat dibeli di:
Gramedia (paperback) | Shopee: Gramedia (paperback) | Google Play (ebook)
Comments